1. Hinamatsuri
Festival ini diadakan guna mendoakan
pertumbuhan dan kebahagiaan anak-anak perempuan. Banyak keluarga yang mempunyai
gadis cilik memajang rak boneka yang menampilkan seperangkat boneka yang
berkostum ala bangsawan kuno, bersama dengan bunga kersik. Pada hari itu,
disajikan makanan kecil yang disebut arare
yang dbuat dari beras dan minuman amasake, minuman dari beras yang difermentasi
tapi tidak beralkohol.
2. Hari
Anak-anak
Nama tradisional untuk hari ini tanggo no sekku dan di masa lalu, pada
hari ini orang-orang melakukan acara pengusiran roh-roh jahat dengan bunga
iris. Belakangan, hari ini menjadi hari untuk mendoakan pertumbuhan anak
laki-laki yang kemudian menjadi hari raya bagi semua anak. Tetapi bagi rumah
yang memiliki anak laki-laki, mereka akan memajang boneka samurai atau replika
baju perang dengan topi kabuto dan
memasang umbul-umbul ikan koi. Ikan koi adalah ikan yang dapat berenang melawan
arus deras, karena itu diharapkan anak laki-laki tersebut menjadi anak yang
kuat, percaya diri dan sukses.
3. Tanabata
Festival ini mencampur sebuah legenda Cina dengan kepercayaan kuno
Jepang mengenai dua buah bintang yang terletak di kedua ujung Bimasakti yaitu
bintang Altair (si pengembala) dan bintang Vega (si penenun). Mereka dihukum
oleh Raja Dewa karena terlalu banyak bermain sehingga hanya dapat bertemu satu
tahun sekali yaitu pada 7 juli.
Orang-orang menuliskan keinginan pada sebuah kertas warna dan
menggantungkannya di pohon bambu. Harapan mereka dipercaya akan terkabul
apabila pada hari itu hujan tidak turun.
4. Festival
Bon
Sebuah event budhis yang diadakan pada tanggal 13-15 juli atau bulan
agustus (tergantung daerah). Festival ini dipersembahkan untuk arwah para
leluhur. Mereka percaya bahwa pada hari ini arwah mereka akan pulang ke rumah.
Untuk itu mereka memasang penerangan dan api selamat datang di pintu depan
rumah untuk mengarahkan arwah-arwah tersebut ke rumah., memasang lentera
didalam, membersihkan altar rumah, menyediakan sajian dan berdoa untuk
ketenangan arwah para leluhur.
Pada akhir festival, orang-orang akan memasang penerangan di pintu
terdepan rumah sebagai pengantar arwah para leluhur keluar dari rumah da
mengapungkan sesajen di sungai atau laut untuk menemani mereka pulang ke alam
sana.
5. Shichi-Go-San
Pada hari ini orang tua yang mempunyai anak laki-laki berusia 3 atau 5
tahun atau anak perempuan yang berusia 3 atau 7 tahun akan membawa mereka ke
kuil untuk mendoakan kesehatan dan pertumbuhan mereka. Usia 3, 5 dan 7 dipilih
karena dipercaya sebagai angka ganjil yang membawa keberuntungan. Anak-anak
tersebut juga akan mendapatkan permen khusus yang disebut chitose ame, yang dimasukkan dalam kantong bergambar bangau dan
kura-kura. Chitose berarti seribu
tahun dan bangau serta kura-kura juga merupakan lambang panjang umur.
18.16 |
Category: |
0
komentar
Comments (0)